(Septio Erostian)
Baiklah, pada kesempatan kali ini. Saya ingin berbagi dan bertukar pikiran dengan kalian tentang Refleksi dan Kritik
Sering kita merasakan galau, entah karena suatu hal yang (memang) penting, atau bahkan kita tidak tahu bahwa hal itu sama sekali tidaklah penting. Dan ajaibnya hal itu membuat kita melupakan diri kita sendiri, dan melampiaskannya dengan tidak berbuat apa-apa.
Oke sekarang aku akan berkata, "HEY! WAKE UP! IDIOT!"
Itu sering kulakukan pada diriku sendiri, ketika aku sedang dirundung kegelisahan. Pada intinya jangan biasakan dirimu berdiam diri tak melakukan apapun. Mungkin ketika kita sedang dilanda masalah, kita membutuhkan waktu untuk sendirian dan merenung. Tapi kutanyakan padamu, "MAU SAMPAI KAPAN?"
Manfaatkan waktu LUANGmu (yang hampir terbuang sia-sia) itu dengan melakukan suatu hal yang positif. Bernyanyi, menulis, bermain dengan teman dsb. Hilangkanlah energi negatif dalam dirimu.
Dan sekarang mengenai REFLEKSI & KRITIK.
Siapa yang tidak tahu dengan dua kata ini maka lebih baik anda berhenti membaca blog ini lalu bukalah blog lain yang lebih menghibur. Sebab dalam artikel ini, akan ku bahas dengan bahasa yang sukar dimengerti. Akan tetapi sebelum memulainya, mari kita berkaca terlebih dahulu.
-REFLEKSI-
Dulu aku menemukan bagian hidupku yang "kopong". Akibatnya fatal, aku jadi menung sendiri.
Terkadang ku rebahkan raga dan terpaku pada lelap, aku kira mimpi mampu mengerti aku. Akan tetapi itu hanya ilusi.
Ya, namanya juga mimpi. Sudah dipastikan itu semu.
Kita sering berandai tapi takut untuk memulai. Hal-hal seperti ini membuatku muak. Muak, jika itu terjadi padaku lagi.
Harus ku cari tempat paling apik yang selalu ku inginkan.
"Akan ku mulai perjalananku,"
Aku ingin melompat tapi bukan ke atas, sebab bila ke atas pasti akan ke bawah lagi. Lebih baik aku melompat ke depan, jika perlu sambil berlari seperti seekor kuda. Agar aku lebih jauh dari tempatku kini. Selalu melompat dan berlari dan belajar untuk terbang. Tidak berdiam diri saja seperti patung. Sebab berdiam diri di satu tempat saja hanya membuat dirimu tumpul. Seperti koala pemalas yang hanya bisa makan dan tidur. Keberuntungan akan padanya jika ada manusia yang jatuh hati pada wajahnya yang lucu, lalu memutuskan untuk meliharanya. Tapi bagiku hidupnya tetap membosankan.
"Sampai mana perjalananku?"
Refleksi diri adalah hal yang penting. Tapi jika terlalu sering dilakukan hal ini dapat beresiko menimbulkan ragu, takut, pusing, puyeng, hilang kesabaran dan yang paling berbahaya adalah kakimu tiba-tiba terkilir tanpa sebab yang logis. Ya, tidak logis. Karena kaki itu telah dilumpuhkan oleh hatimu sendiri.
Namun hebatnya, refleksi diri malah dapat berbuat sebaliknya, jika digunakan dengan cara yang benar. Dia mampu menggugah jiwa yang diam, hilang arah, keder, dan melongo. Dia seperti oase di gurun sahara, setelah kau bertemu dengannya kau akan mampu melanjutkan perjalananmu hingga ratusan bahkan ribuan kilometer jauhnya. Tapi ingat, refleksi diri yang gagal hanya membuatmu semakin gersang, dan oase itu hanyalah fatamorgana bagimu.
-KRITIK-
Kritik tidak selamanya menghancurkanmu. Meski kenyataannya kritik senjata yang bisa dikatakan benar mematikan. Tapi jangan takut seampuh apapun kritik itu, dia tidak akan berbahaya jika kau bisa menghadapinya dengan benar. Bahkan orang yang paling menderita karena kritikan, jika dia bangkit, berjuta orang yang menatapnya akan segera kehilangan arah pandangannya yang sinis. Akibatnya, 1/3 bagian dari mereka diam-diam akan pergi meninggalkannya malu dengan dirinya sendiri. 1/3 bagian lagi, diam-diam pula akan tetapi bukannya pergi malahan mendekati, mendukung, dan jika mereka dapat dibuat kagum lagi olehnya mereka akan segera meminta kerjasama, menjadi partner, menjadi keluarga, dan sahabat hidup. Meski tidak semua dari mereka benar-benar tulus melakukannya.
Dan ada satu lagi, 1/3 bagian dari mereka akan segera menata diri mencoba berbuat lebih baik lagi. Hingga mereka menemui titik di mana tingkatan mereka lebih tinggi darinya, jika tidak minimal setara dengannya. Menjadi rival, saling mengkritik, dan selalu melakukannya. Terkadang niatnya memang untuk menjatuhkan, tapi ingatlah kritik tidak selalu menghancurkanmu. Pintarlah menghadapi senjata jenis ini, karena lidah dapat melahirkan kata-kata yang lebih tajam dari pisau. Sejarah manusia sudah membuktikannya. Dengan hanya memanipulasi data, dan menyebarkan berita palsu, sebuah negara hancur karena saling berperang. Itulah kekuatannya yang paling menyeramkan.
HUBUNGAN ANTARA REFLEKSI DAN KRITIK
Kritik dapat melahirkan refleksi, akan tetapi refleksi tidak selamanya hadir dari kritik. Terkadang refleksi hadir tanpa sadar, tanpa diduga-duga, datangnya bisa secara baik dengan mengetuk pintu dan mengucapkan salam, atau mungkin mendobrak pintumu yang mungkin terkunci atau tidak.
Yang jelas kita harus siap dengan kehadirannya sebab dalam kamusnya, refleksi tidak mengenal waktu dan tempat.
Itulah sedikit dariku semoga bisa menjadi refleksi kita.
Hidup ini terlalu sayang untuk berdiam diri saja.
Karena waktu berharga, jika kau menghargainya.